Kamis, 22 November 2012

FLP BUKAN ORGANISASI MASSA TETAPI ORGANISASI KADER






Bismillahir rahmaanir rahiim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Wahai saudaraku..
Pertama-tama, saya ingin menegaskan bahwa kehadiran kita pada hari yang berbahagia ini semata-mata atas izin dan kehendak Allah swt.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terhimpun untuk teladan kita, yang telah menjelaskan risalah Allah swt., dengan sebaik-baiknya, dengan sejelas-jelasnya, dengan tanpa keraguan sedikitpun, dan telah membawa kita dari kegelapan menuju cahaya. Beliau, baginda Rasulullah Muhammad saw., yang kepadanyalah Allah memfirmankan, “Iqra” bacalah! Dan “Nun, wal qalamu wama yasturuun,” Nun, demi pena dan yang Dia turunkan, telah menghantarkan kita pada satu gerbang penting, yaitu gerbang ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan inilah kita bisa membaca dengan baik, menulis dengan baik, dan pada akhirnya pelan-pelan, mulai mengokohkan tekad untuk berbakti melalui tulisan.  Maka dari itu, saya berdo’a, semoga kita semua diberikan keistiqamahan dalam mengemban tugas yang mulia ini.
Wahai saudaraku..
Barangkali ada di antara kita yang jauh sebelum dapat berkumpul di sini, menghadapi berbagai kesibukan. Misalnya kesibukan pekerjaan, kesibukan keluarga, kesibukan wirausaha, kesibukan mengejar pendidikan, dan kesibukan-kesibukan lainnya.  Namun, lihatlah! Sekarang anda semua ada di sini! Subhanallah, kerumitan-kerumitan yang melilit kita tempo hari, berhasil kita urai dengan tuntas pada waktunya. Mengapa ini bisa terjadi? karena, niat anda, kesungguhan anda, keseriusan anda, dan kerja keras serta ikhtiar anda itulah yang sanggup membuat Allah swt., melapangkan jalan untuk bisa hadir di sini! Saat ini!
Wahai saudaraku..
Pada kesempatan yang singkat ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan FLP, “apakah FLP merupakan organisasi massa atau organisasi kader?”
Mengacu pada kalimat yang dijadikan judul  dalam catatan singkat ini, setidaknya sudah bisa di terka jawaban atas pertanyaan di atas. Ya, benar! FLP adalah organisasi kader, bukan organisasi massa. Namun demikian, perlu rasanya untuk menjelaskan jawabannya lebih rinci sehingga pada akhirnya dapat dimengerti mengapa jawabannya seperti itu.
Wahai saudaraku..
Organisasi massa, tak dapat di pungkiri sungguh sangat menggoda. Mengapa demikian? Karena dalam organisasi massa, dapat menjamin anggota yang banyak sekali jumlahnya, kemunculan kader yang kemudian menjadi tokoh dan motor penggerak utama dalam organisasi massa tersebut, dan kedigdayaan-kedigdayaan lainnya yang bisa jadi membuat minder organisasi-organisasi sejenis atas kemajuan dan kemeriahan yang mereka alami.
Namun demikian, organisasi massa memiliki kelemahan-kelemahan yang tidak terlihat. Meskipun dari luar mereka nampak kuat, tapi kenyataannya dari dalam mereka sangat rapuh. Ketergantungan pada individu yang ditokohkan membuat mereka nyaris tak mampu bergerak tanpa sang tokoh utama. Ketergantungan yang sangat akut! Sampai-sampai ketika sang tokoh sudah tak mampu lagi untuk bergerak, jumud, mati ide maka mereka semua ikut-ikutan tidak bisa bergerak. Ketika sang tokoh meraih puncak karier, maka organisasi tempatnya berkarya akan ikut-ikutan meraih puncak. Namun, saat citranya menurun, atau bahkan jatuh, maka jangan heran jika organisasinya ikut-ikutan jatuh, dan bahkan bisa berakhir dengan satu kata: Bubar!
Wahai saudaraku..
Lalu bagaimana dengan organisasi kader? Organisasi kader adalah sekumpulan orang yang tidak bergantung kepada satu sosok, satu tokoh, satu panutan dalam berjalannya organisasi. Di sini, semua individu adalah penting, perannya besar, dan memiliki kemampuan untuk memimpin. Semua kader memiliki kepantasan, kelayakan, dan kesanggupan yang sama untuk menyerap dan menyuarakan aspirasi organisasi. Oleh karenanya, akan meminimalisir kegoyahan dan kegoncangan yang mungkin terjadi seiring berjalannya aktivitas keorganisasian. Dalam konteks FLP, saya menegaskan, bahwa FLP akan tetap hidup meskipun kita telah tiada ataupun jika kita telah meninggalkannya. Karena FLP tidak bergantung pada seseorang saja. FLP adalah milik bersama, milik seluruh kader! Maka dari itu, seluruh kader yang masih bertahan memiliki tugas dan kewajiban yang sama seperti yang telah di sebutkan sebelumnya. Telah hadir silih berganti tokoh-tokoh besar di FLP, dari Helvy Tiana Rosa, Pipiet Senja,  Asmanadia, Izzatul Jannah, Habibburahman el Sirazy, Irfan Hidayatullah, Topik Mulyana, dan lain-lain. Banyak yang mengira bahwa FLP akan meredup sepeninggalan mereka, namun kenyataannya justru FLP tetap hidup, tetap bertahan, tetap berkarya, dan tetap berbakti untuk Indonesia!
Penjelasan di atas dapat mewakili jawaban atas pertanyaan mengapa FLP masih bisa eksis. Saya ingin kembali menegaskan, Ya FLP masih bisa menghiasi dunia kesusasteraan di Indonesia ini karena memiliki jiwa zaman (zeit geist) yang bisa menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi terkini. FLP memiliki semangat untuk hidup, semangat untuk menginspirasi, semangat untuk bersama-sama memperbaiki, dan semangat ukhuwah yang tidak pernah kendur.
Wahai saudaraku..
Cobalah kita tanyakan, apa yang telah FLP berikan kepada kita? bukankah kita justru seringkali merugi secara materi setiap kali datang dalam hajatan FLP? Mengorbankan agenda-agenda harian kita? Tapi mengapa, kita masih saja mau ikut dan terus menerus mengikuti segala hajatan FLP ini, berlomba-lomba memberikan kontribusi terbaik untuk FLP? Jawabannya sederhana: Karena FLP memberikan kepuasan yang lebih dari sekadar kepuasan materi yang ternilai dari uang. FLP memberikan kepuasan batin, membuka jalan untuk bersilaturrahim, membentangkan wawasan akan keindahan Islam. Jikapun kepuasan materi itu bisa kita dapatkan, ini adalah sebuah bonus yang telah Allah swt., berikan atas jerih payah dan ikhtiar kita, tentunya kita juga harus mensyukurinya.
Wahai saudaraku..
Selain itu, jangan pernah lupakan jatidirimu sebagai pejuang pena. Berikanlah yang terbaik untuk FLP, dengan karyamu, dengan kisahmu, dengan keteladananmu, dengan tulisan-tulisanmu. Tunjukkan bahwa FLP bisa mengubah dirimu dari bukan apa-apa menjadi seseorang. Tunjukan bahwa keberadaanmu di FLP sanggup memberikan kontribusi yang berguna, kontribusi yang bermanfaat, setidaknya untuk dirimu sendiri, dan alangkah lebih baiknya jika orang-orang di sekelilingmu juga merasakan manfaat dari yang engkau tebarkan.
Wahai saudaraku..
Kewajiban kita sekarang adalah menjaga agar alur kaderisasi dan regenerasi di FLP bisa terus berjalan dengan baik. Ketulusan kitalah yang akan memacu sejauh mana keterlibatan kita di FLP. Selain itu, kesadaran bahwa amanah-amanah yang di embankan kepada kita jauh lebih banyak daripada jatah waktu yang telah Allah swt., sediakan bagi kita setidaknya membuat diri ini terus bekerja dengan kemampuan terbaik.
Wahai saudaraku..
Semangat tinggi di FLP ini tidak akan pernah berdiri hanya dengan darah satu orang, hanya dengan air mata satu orang, hanya dengan ide satu orang, maka yang di butuhkan oleh FLP saat ini adalah sekumpulan orang yang memiliki spirit tinggi, komitmen yang jelas, dan kerja keras dengan tulus.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
@hdgumilang

5 komentar:

  1. semangat abah daan menyembur ke seluruh urat nadi yg bersaksi atas tulisan ini. :)

    *peace


    http://damai.malhikdua.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Damai, saya maulah ikannya, tapi gratis ya untuk saya ^_^
      Semangat Abah Daan akan senatiasa bergelora dalam jiwa-jiwa yang tulus :)

      Hapus
  2. haduh, haduh,
    saya masih tidur panjang ini dalam mimpi buruk.
    entah kapan berdiri tegak,

    semoga dapat bangkit,
    sepahit apapun jalan terjal yang menghadang.

    sebodo amat lah,
    'anjing menggonggong, kafilah berlalu'

    semangat nulis, nulis, masalah di bukukan dimana atau bagamana itu urusan saya yang punya naskah !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Maaryam, jangan pedulikan kata-kata yang buruk, cukup perhatikan kalimat yang baik.
      terus berkarya meskipun onak duri banyak disana :)

      Hapus
  3. Mantap, Kang. Terima kasih atas tulisannya yg berkesan :)

    BalasHapus