Jumat, 24 Agustus 2012

Usia Kita

Ikhwahfillah, 
Man ahabba ayyubsatho lahu fi rizqihi wa yunsya’a lahu fi atsarihi falyasil rahimahu, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya maka adakanlah silaturrahim (pada familinya dan juga untuk sahabatnya)” HR Muslim.
Kebahagiaan yang hakiki akan kita peroleh manakala hati ini merasa tenang dan tentram dari segala gangguan baik dari dalam diri kita sen
diri maupun dari luar diri kita terlebih apabila kita dapat mengarahkannya kepada mengingat Allah azza wa jalla. Adapun kegelisahan hati akan muncul ketika kita tidak mampu mempergunakan setiap celah kebaikan yang ada sehingga hati ini akan gersang dari tetesan mata air kebaikan maupun sifat iri dengki yang membentengi diri kita sehingga menggugurkan segala amal kebaikan yang pernah kita lakukan laksana api yang membakar kayu.

Janganlah hidup dalam bingkai permusuhan, kebencian dan persaingan yang tidak sehat. Janganlah mau diam di lingkungan yang melestarikan curiga, iri hati, dendam dan ketidaksukaan. Sebab semua itu akan menghalangi kita untuk menjalin persaudaraan. Bahkan justru menumbuhkan semakin besar rasa permusuhan, kebencian, persaingan, curiga, iri hati, dendam dan ketidaksukaan.
Bersikap lembut namun tegaslah. Kelembutan akan meluluhkan hati yang selama ini keras menuju keimanan. Ketegasan akan memperteguh keimanan yang selama ini telah dipupuk.
Jagalah silaturrahim kita, jagalah ayah dan ibu kita, jagalah saudara-saudara kita dan jagalah siapapun yang selama ini telah kita kenal dari kejahatan yang mungkin akan muncul dari dalam diri kita.
Betapa indahnya ukhuwah, ketika saling membantu diantara sesama menjadi sebuah kebiasaan yang senantiasa terjaga. Betapa terharunya kita, ketika sanak saudara kita memerlukan bantuan dan kita dapat meringankan beban mereka meskipun mungkin kita sendiri dalam keadaan sulit. Bukankah menjadi sebuah ibadah manakala kita mampu membuat saudara-saudara kita tersenyum disebabkan kebaikan kita itu? “Kecuali karena rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar.” (QS. Al-Israa’: 87)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang yang beriman dan beramal shalih serta saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan saling nasehat-menasehati dalam kesabaran.” (QS Al-Asr: 1-3)
Bersyukurlah orang-orang yang dapat mempergunakan usianya dengan sebaik-baiknya. Dia mampu memanfaatkan jatah hidup yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk dakwah. Dan, dakwah akan senantiasa terus hidup, berjalan melintasi dimensi waktu meskipun kita telah tiada. Dan kembalilah kita berbahagia, karena menjadi salah satu yang berkontribusi dalam menghidupkan kesinambungan dakwah Islam.
Alangkah ruginya orang-orang yang diberikan usia yang panjang namun dalam rangkaian alur hidupnya itu sangat seret sangat sedikit didedikasikan untuk dakwah. Untuk perbaikan umat. Untuk membangun peradaban Islam. Alangkah sayangnya, usia yang panjang itu tidak dimanfaatkan demi memikirkan solusi dan jalan keluar yang dibutuhkan untuk membimbing umat ini dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Namun sesungguhnya, setiap manusia bisa berdakwah. Akan tetapi apakah kita dapat menjadikan dakwah sebagai bagian dari cinta? Karena dakwah adalah cinta dan cinta membutuhkan pengorbanan dari kita baik harta maupun jiwa. Pikiran maupun perbuatan.
Dan rezeki Allah, siapakah yang tau? Sungguh rezeki Allah itu luas terbentang. Ada dimanapun kita berada. Tidak tersekat dan tidak disembunyikan. Akan tetapi mengapa sampai detik ini kita barangkali masih hidup serba kekurangan? Tiada berkecukupan? Padahal kita sudah melakukan ikhtiar sedemikian maksimal. Dengan pengorbanan yang tentu saja tidak kecil.
Tak ada waktu bagi kita mempersalahkan orang lain. tidak layak pula kita menyalahkan Allah atas tersendatnya rezeki yang dialirkan kepada kita. mungkinkah seretnya rezeki kita karena kita lalai bersilaturrahim? Maka ikhwahfillah, sambungkanlah silaturrahim sebab itu berarti telah menyambungkan alur rezeki yang menjadi jatah kita.
Allah Maha Kaya, pintalah kepada Allah. Jangan sungkan untuk meminta kepada-Nya dengan sabar dan shalat. Semoga Allah mengampuni kita semua. Dan semoga jalan ini mendekatkan kita kepada ampunan-Nya menuju ma’rifat-Nya.

HD Gumilang

0 comments:

Posting Komentar