Rabu, 01 Desember 2021

Keagungan Peradaban Islam: Kunci Harun Ar Rasyid Menghidupkan Kota Baghdad

Suatu hari di dalam kelas.
Mahasiswi presenter, "Sumber pemasukan Abbasiyah pada masa Harun ar Rasyid adalah upeti dari negara tetangga. Mereka mengirim upeti supaya negaranya tidak diserang Abbasiyah contohnya Romawi Timur. Setiap tahun selama Harun ar Rasyid berkuasa, Romawi Timur selalu mengirim upeti."

Mahasiswa audiens, "Apakah itu satu-satunya pemasukan yang digunakan untuk membuat masyarakat Abbasiyah sejahtera? Bahkan Harun ar Rasyid berani menghadiahi para sastrawan, ulama, maupun menyantuni musafir dan pencari suaka dengan sejumlah dinar/dirham yang banyak adanya. Bahkan tindakan Harun tersebut diikuti oleh para pejabat di bawahnya (menunjukkan bahwa Abbasiyah sejahtera banget)."

Mahasiswi presenter terlihat kebingungan. Dosen tanggap menengahi untuk menjawab, "Tidak. Bukan satu-satunya. Upeti dari negara tetangga hanya satu dari sekian banyak sumber pemasukan negara. Kalau ditanyakan sumber utama pemasukan Abbasiyah itu apa? Harun ar Rasyid punya konsep yang kalau dalam bahasa bapak ibaratnya begini, 'Di mana ada keramaian di situ ada cuan. Di mana ada keramaian di situ ada pedagang.' Maksudnya, ekonomi akan hidup di tempat yang hidup. Harun ar Rasyid membuat kota Baghdad hidup siang dan malam. Dampaknya apa? Perputaran moneter deras sekali. Baghdad menjadi pusat segala kegiatan. Ya kegiatan keagamaan, kegiatan pengetahuan, kegiatan politik, dan terutama kegiatan ekonomi serta perdagangan. Orang-orang berkumpul di Baghdad. Mereka masuk Baghdad, di pungut retribusi dan lain-lain. Mereka tidak keberatan, karena retribusi itu setara dengan yang akan mereka dapatkan. Yang namanya berkumpul, pasti di situ menarik magnet. Maka terjadilah transaksi ekonomi. Belanja. Berdagang. Makan-minum/kuliner. Semua itu terjadi terus-menerus. Makanya, meski bapak tidak setuju dengan Kisah Seribu Satu Malam, tapi soal Kota Baghdad yang hidup siang dan malam itu memang adanya."

Mahasiswa audiens, "Jadi kuncinya Harun ar Rasyid adalah menghidupkan Baghdad?"

Dosen, "Betul. Nah sampai sekarang itu relevan. Konsep kota yang hidup oleh Harun ar Rasyid bisa diterapkan. Kalian bisa bikin desa wisata, kampung wisata, kampung kuliner, desa religi, dan lain-lain. Bikin sesuatu yang kreatif. Hidupkan kampung/desa kalian sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat."

| Sepenggal cerita kuliah Sejarah Islam Klasik ahad 10 Oktober 2021. Seru sekali. Sedemikian serunya, kopi yang saya bawa dari kantor ke kelas ternyata sudah dingin tanpa sempat diseruput setegukpun. Di situ saya jadi ingat tentang kalimat yang pernah viral, "Jangan salahkan kopi yang dingin. Dia pernah hangat tapi kau abaikan."

0 comments:

Posting Komentar