“Surat? Dari siapa?” tanya Putri polos...
“Iiiyaa... ini surat balesan dari Ka’Is yang kamu taksir itu... masa kau lupa?!!” ujar Echa sambil ngedipin mata.
“Owh... ya? Siniiin...” sahut Putri sumingrah.
“Eh... buka dong! Penasaran nich... apa sich jawabannya??” ucap Echa gak sabaran. Matanya liar menatap surat itu.
“Ogah!” elak Putri.
“Iiich... jahat banget dech!!!” sahut Echa sebel.
***
Sepulang sekolah, Putri mulai membuka surat itu... dan...
Teruntuk Ukhti Putri,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ukhti bagaimana kabarmu? Mudah-mudahan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Amien...
To The point ya sebenernya Ka’Is menulis surat ini bukan semata-mata membalas surat ukhti bebrapa waktu silam, melainkan karena hati Ka’Is tergugah untuk meluruskan sesuatu yang Ka’Is rasa bengkok dalam surat itu. Meski jujur Ka;Is akui itu adalah surat cinta pertama yang Ka’Is dapatkan.
Ukhti, jika engkau mencintai sesuatu, cintailah karena Allah, berusahalah tuk mendapatkan keridhoanNYA. Dengan cintaNYA, dengan kasih sayangNYA. Usahakanlah bagi ukhti, untuk dapat menarik simpati Allah saja. Janganlah ukhti berlaku berlebihan dihadapan manusia ( untuk menarik simpati mereka ) sehingga diri ukhti kepayahan olehnya. Janganlah ukhti seperti itu, walau hasilnya besar. Ukhti mendapatkan simpati dan sanjungan dari manusia, namun ukhti menjadi lupa bagaimana cara menarik simpati Allah.
Pabila ukhti mencintai seseorang, cintailah ia tanpa melebihi cinta ukhti kepada Allah, cintailah ia tanpa harus menggadaikan cinta ukhti kepada Allah. Jikalau ia berlaku salah, ukhti harus berani menegurnya, tanpa melihat besar kecilnya kesalahan dia. Sebab itu janganlah ukhti cinta buta. Ingatlah, cinta karena Allah, dan mengharapkan keridhoanNYA, serta ikhlas atas apa karena Allah, adalah lebih baik pabila ukhti mengetahui.
Cintailah seseorang bukan dari kedudukannya di dunia, cintailah seseorang bukan karena harta yang dia miliki. Akan tetapi, cintailah seseorang karena ketaqwaannya kepada Allah. Jikalau ukhti mencintai ia karena harta ( kekayaan ), maka kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati yang senantiasa mengingat Allah. Cintailah seseorang karena ia bisa menjadi pemimpin yang membawa ukhti ke jalan yang lurus, menuju surgaNYA dan cintailah seseorang karena ia mencintai ukhti pun karena Allah.
Andaikata ukhti menerima cintanya, ia tak akan mengucapkan sesuatu apapun kecuali seuntai kalimat ini: ‘sesungguhnya ini adalah kehendak Allah yang telah membukakan hatimu selapang-lapangnya bagi cinta yang ku bawa.’ Dan dia tidak berjanji ( dengan janji yang muluk dan melelapkan ) hanyalah ia berusaha untuk mengajak ukhti ke jalan yang diridhoi olehNYA.
Jika saja ukhti menolak cintanya, ia hanya berkata: ‘sesungguhnya aku ikhlas dengan ketetapan Allah dan ridho atas apa yang telah Allah karuniakan ( berupa kesempatan untuk mengungkapkan cintanya ) bagiku. Tidak selalu apa yang aku harapkan menjadi nyata, namun aku bersyukur telah mengenal dirimu. Dan aku yakin Allah telah menyediakan pasangan bagiku.’ ( walau sebenarnya ketika mengucapkan kalimat ini hatinya telah remuk redam dan ia tidak tahu dimana kelak pasangannya akan hadir ). Dan dia tidak memusuhi atau mendiamkan diri jika berjumpa lagi dengan ukhti. Ia akan tetap menjalin tali silaturrahim dan senantiasa akan selalu membantu ukhti.
Ukhti maaf jika kata-kata Ka’Is menyakiti hati ukhti atas apa yang telah ukhti yakini selama ini. Tapi Ka’Is gak bisa berkata selain harus mengungkapkan yang sebenarnya. Karena Ka’Is gak bisa membuat ukhti salah paham atas sikap Ka’Is kepada ukhti selama ini pun terhadap surat Ka’Is ini. Maafkan Ka’Is...
Dan jika Allah telah menakdirkan kita untuk bersama, sudikah kiranya khti menunggu Ka’Is dengan segenap kesabaran yang ukhti miliki? Supaya dipertemukan kembali untuk menjalin mahligai rumah tangga di masa depan. InsyaAllah...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ismiyanto
Butir-butir air mata mengalir menganak sungai tak tertahankan. Isak tangis mulai berpadu melantunkan sendu, sebuah desah pilu... Jilbab itu semakin basah oleh air mata yang jatuh tak terbandung, pun bercucuran membasahi surat tak tercegah. Gadis itu hanya diam terpaku. Dalam tangis ia sadari kekhilafannya.
HD Gumilang
0 comments:
Posting Komentar