Ada yang mungkin dianugerahi oleh Allah kecerdasan otak yang luar biasa namun di saat yang bersamaan beberapa panca inderanya tidak berfungsi seperti kisah seorang mahasiswa yang mungkin oleh sobat-sobat pernah dengar.
Atau ada juga orang yang diberikan oleh Allah kemampuan untuk untuk memotivasi orang lain dengan kata-kata, perbuatan dan sikap di sisi lain ia sendiri sosok yang lumpuh.
Ada juga orang yang di berikan bakat olah raga sangat luar biasa padahal dari segi fisik dirinya tidak memenuhi standar tubuh ideal.
Dan banyak lagi sosok-sosok istimewa di dunia ini dengan berbagai kekurangan yang melekat dalam diri mereka.
Namun pertanyaannya mengapa mereka mampu untuk sukses, sementara di sisi lain banyak orang yang ‘mirip’ dengan mereka namun tidak dapat ikut sukses seperti mereka?
Jawabannya adalah: KARENA MEREKA BERHASIL MENGOPTIMALKAN POTENSI YANG ADA DALAM DIRI MEREKA
Ya, kita tentu sudah memahami bahwa manusia itu sebenarnya menjadi seorang yang bisa bukan karena ia memiliki bakat, namun mereka menjadi bisa karena memang sering berlatih.
Sebesar apapun bakat yang dimiliki, jika kita merasakannya, namun apabila tidak diasah dan dilatih bakat tersebut sampai kapanpun tidak akan pernah muncul bakat-bakat yang terpendam dalam diri kita.
Optimalkan kekurangan kita menjadi kelebihan yang tidak di miliki oleh orang lain adalah suatu hal yang sangat luar biasa, bahkan sejatinya kekurangan itu jika dimaknai dengan makna yang positif adalah pembeda satu sosok dengan sosok yang lainnya. Pembeda dalam arti positif ialah bahwa dirinya memiliki keistimewaan yang barangkali tidak di miliki oleh orang lain.
Saat kita meratapi kekurangan yang kita miliki, secara tidak sadar kita telah bertindak untuk tidak mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita. Padahal kalau kita berfikir lebih jernih, sesungguhnya Allah telah memberikan kepda kita sebuah perhatian yang Maha Besar kepada diri kita, dengan kelebihan kita dengan kekurangan kita. Semua itu muncul agar diri kiat semakin tawadlu dan qana’ah serta mengajak kita agar senantiasa bercermin terhadap kehidupan yang sangat kompleks ini.
HD. Gumilang MN.
NB: Penulis sendiri merasakan betapa kekurangan yang ada dalam diri penulis seperti pendengaran yang tidak sempurna, tubuh yang sudah di bedah 3 kali ketika SMP, patah tangan yang memilukan saat Kuliah, yang semuanya dirasakan dimulai sejak kelas 6 SD, menjadi energi positif yang besar sehingga mampu bertahan hingga saat ini, karena secara langsung telah menjadikan penulis lebih cepat untuk bersikap sabar, tegar dan memiliki mental untuk bersikap dewasa dalam memaknai kehidupan.
0 comments:
Posting Komentar