Kamis, 09 Agustus 2012

Mengambil Pelajaran dari Kaktus

Pernahkah kita membayangkan pohon kaktus yang tumbuh di gersangnya padang sahara yang kering dan panas? Mungkin kita akan berkesimpulan, betapa menderitanya kaktus itu yang hidupnya merangas, kekurangan air, sendirian (karena saking lasunya padang sahara), dan penderitaan-penderitaan lainnya yang barangkali kita pikirkan.


Ya itulah logika dan memang logikanya seperti itu. Namun sayang, sekali lagi, kita menganalogikan kondisi kaktus itu dengan kondisi kita yang barangkalli belum pernah merasakan lingkungan seperti itu. Atau bagi yang pernah merasakan egrsangnya guruh pasair yang gersang tidak merasa cocok dengan kondisi lingkungan seperti itu.
Padahal segala ciptaan Allah itu tidak ada satupun yang tidak dapat diambil manfaatnya, hikmahnya atau apapun yang bisa kita jadikan pelajaran.
Ambillah kacamata positif untuk memandang pohon kaktus itu. Begitu banyak sekali nilai hikmah yang akan kita dapatkan.
Dan dibawah ini hanyalah sedikit hikmah yang dapat kita petik, selebihnya mari kita renungkan bersama-sama selepas membaca tulisan sederhana ini.
Sungguh luar biasa kaktus dapat bertahan ditengah keringnya padang pasir yang keras. Ia mampu menjadikan dirinya kokoh hanya dengan sedikit air yang dapat ia serap dari perut bumi. Ia mampu bertahan bilamana ada luka yang menggores di tubunnya  serta mengobati luka yang ada ditubuhnya sendiri dengan getah yang ia miliki. Dan ia tidak malu atau mider atau “menangis”  jika akhirnya tubunya penuh luka sehingga tak lagi sempurna dipandang karena dirinya disibukkan oleh cara untuk bertahan hidup mengahdapi ganasnya kering disiang hari dan kejamnya dingin ketika malam tiba. Ia dapat memberikan keteduhan dan kesejukan kepada siapapun yang bernaung serta berteduh di tengah-tengah bayangan tubuhnya. Ia pun dapat menjadi kompas instan bagi pengembara yang tersesat dengan menunjukkan kemana arah yang tepat untuk dilalui.
Manfaat yang kita peroleh dari gambaran yang sederhana itu adalah, bahwa sejatinya kita sebagai manusia  yang dianugerahi akal dari Allah untuk berfikir, selayaknya harus bisa untuk lebih dari kaktus itu, harus dapat mengambil pelajaran dari kaktus itu. Misalnya,  Kita harus mampu berrtahan meskipun kondisi tidak mendukung, harus bisa kreatif dalam menyiasati kehidupan yang keras ini dan tak selamanya nyaman. Mampu bertahan meskipun cobaan senantiasa menghadang. Mampu menepis pesimisme banyak orang manakala dihadapkan kepada sebuah pilihan yang sulit. Dan tentunya dapat memberikan manfaat kepada orang lain serta mau berkorban untuk manfaat banyak orang.

HD Gumilang

0 comments:

Posting Komentar