Rabu, 08 Agustus 2012

Menjadi Gila

Bagiku mimpi adalah harapan, sementara impian adalah sekumpulan mimpi yang ideal dan ingin diwujudkan.

Bila kita ingin berhasil, bekali diri kita dengan kemampuan untuk berimajinasi, membayangkan sesuatu yang berbeda. Membayangkan hal-hal yang diluar kebiasaan dan benak yang ada pada orang lain. Mungkin ini dapat dikatakan merupakan sebuah hal yang gila. Namun jangan takut untuk mencoba, jangan gentar untuk melakukannya, karena memang seperti itulah karakteristik orang-orang besar yang pernah muncul di bumi ini. Tak terkecuali yang terjadi pada Rasulullah saw, beliau bahkan di cap sebagai al majnun (orang gila) oleh penduduk Quraisy dikarenakan pemikiran dan apa yang beliau sampaikan sangatlah berlainan dengan apa yang telah diyakini oleh penduduk  Quraisy pada saat itu.


Namun faktanya, Rasulullah dapat membuktikan bahwa usahanya, pemikirannya dan segala yang telah dilakukannya membuahkan hasil yang luarbiasa manfaatnya bagi peradaban manusia. Rasulullah, mengubah tabiat penduduk Quraisy yang tak beradab menjadi penduduk yang beradab dengan pancaran cahaya Islam yang mampu menyinari hingga ke dalam celah celah tersempit sekalipun. Subhanallah

Gila dalam arti memiliki pandangan yang berbeda daripada orang kebanyakan, menjadikan segala aspek kehidupan sebagai sumber inspirasi, menggerakan perbuatan dalam berjuta inovasi dan memanfaatkan segala hikmah yang terjadi sebagai sumber motivasi adalah bagian dari karakteristik orang-orang gila dalam pengertian yang aku harapkan.

Jika ingin berhasil, kita harus memiliki sebuah karakteristik pembeda dengan yang dimiliki orang lain dan itulah yang menjadi keistimewaan bagi kita. Pikirkanlah bahwa kita adalah sosok yang istimewa, sosok yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk mengeksplorasi berjuta bakat yang sudah dianugerahkanNya bagi kita. Keistimewaan terbaik adalah ketika dia selalu menggali kemampuan dan bakat yang selama ini barangkali tidak pernah terpikirkan olehnya.

Selain itu jangan pernah sekalipun  kita terbenam meratapi segala kekurangan yang ada dalam diri kita. Sungguh, sebenarnya kekurangan itu laksana parasit yang hanya akan menyerap energi kita menjadi elemen negatif. Dia tak menghendaki kemajuan bagi kita karena kemajuan kita baginya sangat merugikan keberlangsungan kehidupannya yang sudah dalam zona nyaman. Dan sungguh sebenarnya tak ada kekurangan dalam diri kita, yang ada hanyalah keterbatasan dari melakukan sesuatu. Karena Allah SWT memberikan kepada kita segala sesuatu yang serba cukup, kembali kepada kitalah menyikapi yang telah Allah SWT berikan itu, apakah akan mensyukurinya atau mengkufurinya. Ketika kita tidak bersyukur atas pemberian Allah SWT maka disanalah pandangan seakan kita memiliki kekurangan itu datang. Artinya, perasaan memiliki kekurangan adalah ungkapan ketidaksyukuran kita atas segala pemberian Allah SWT.

HD Gumilang
Catatan: terinspirasi dari diskusi facebook hd bersama sahabat-sahabat, Al Akh Tony Haryono El Yasfin, Al Ukh Eka “Tetsuko Ei Eika” Purwitasari, Al Ukh Iyok Sumiyati El Syifa dan Al Akh Irfan “Fan’z Zailer” Abdurrahman. Semogaberturut-turut menjadi Bussinessman gila, Journalis Gila, Teacher Gila, dan Lawyer Gila!!!
Allah Maha Tahu do’a terbaik nan tulus dari hamba-hambaNya…!

0 comments:

Posting Komentar