Kamis, 09 Agustus 2012

Saat Sibukpun, Semut Masih Bisa Menyapa

Seorang ikhwah memberikan sms taujih kepada saya, sebuah taujih sederhana namun sangat inspirasional, saya kutip saja yang ada kaitannya dengan tulisan ini, “ Satu pelajaran yang bisa di petik dari semut: seberapa pun sibuknya mereka, mereka selalu berhenti (sejenak) untuk menyapa teman-temannya.” Tanda yang dikurung tambahan dari saya.
Subhanallah, betapa Allah menciptakan setiap makhluknya sebagai sarana saling belajar dan merenungkan diri.


Kita lihat dalam keseharian, seekor semut yang berjalan berbaris manakala berjumpa dengan kawannya dari arah berlawanan selalu menyempatkan diri untuk menyapa dengan cara yang dalam bahasa A Deda dan The Betty, saling menyentuh antenna sebagai cara mereka berkomunikasi.
Ya, silaturrahim, salah satu hal yang esensial dalam kehidupan kita, betapa besar nilai dari sebuah silaturrahim. Saling bertegur sapa, saling mengingatkan dan saling memiliki rasa rindu kepada saudaranya.
Namun kadang kita lupa, dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita lupa untuk sekadar bertegur sapa, bahkan mungkin justru menghindar apabila di jalan bertemu dengan saudara ataupun temannya, atau pura-pura tidak melihatnya dengan cara memalingkan wajah.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa saling bertegur sapa akan mengeratkan ukhuwah (persaudaraan) di antara kita.
Tentu seharusnya yang diberikan akal oleh Allah dan sifat malu, akan muncul malu nya ketika Allah memberikan kita contoh sebangsa semut yang sesibuk apapun masih menyempatkan diri untuk menyapa, bersilaturrahim.
Dengan menyapa atau dengan bersilaturrahim, akan membuka pintu rizki, minimal kita mengetuk pintu rizki yang di siapkan Allah kepada kita semua. Soal apakah rizki itu memang di siapkan di pintu sapa menyapa atau tidak bukan menjadi sebuah persoalan, sebab Allah melihat kita bagaimana usaha kita untuk menjalin dan mengikat persaudaraan itu terlebih dahulu.
Secara psikologis pun, saling menyapa akan menimbulkan efek psikis yang baik bagi jiwa seseorang karena muncul apa yang dinamakan respon untuk di akui keberadaannya. Dengan disapa nya seseorang maka dia akan merasa di akui oleh orang yang menyapanya, serasa menjadi dekat dan akrab dengan orang yang bersilaturrahim dengan dirinya. Demikian juga bagi si penyapa, akan muncul ketenangan dalam jiwanya. Rasa tenteram karena ada orang yang menyambut jalinan persaudaraan yang dia ulurkan. Dan secara bertahap akan lahir rasa saling percaya di antara mereka di sebabkan oleh sapaan-sapaan ramah yang senantiasa mereka lontarkan.

HD Gumilang

0 comments:

Posting Komentar