Selasa, 23 Desember 2014

Selepas Menonton Stand By Me Doraemon

Selepas Menonton Stand By Me Doraemon
By: HD Gumilang*

Jadi singkatnya, selasa siang ini (23/12) saya bersama istri dan adik ipar ada waktu luang untuk menonton Stand By Me Doraemon (SBMD) di Blitz Megaplex Miko Mall Kopo-Bandung. Antrian tidak terlalu padat. Animo masyarakat masih lumayan. Anak-anak yang datang cukup ramai. Meskipun ketika di dalam studio, deretan bangku persis di depan saya kosong takterisi.

SBMD menceritakan awal mula kedatangan Doraemon yang diutus oleh cucu dari cucunya Nobita, si Soby yang ngenes banget melihat nasib buruk yang dialami oleh kakek buyutnya itu. Si Soby ceritanya datang dari abad 22, keturunan keempat dari Nobita. Nah, Doraemon ini diperintahkan untuk membantu mengubah nasib Nobita. Pokoknya sebelum Nobita bahagia, Doraemon dilarang hukumnya balik ke masa depan. Singkat cerita, setelah berbagai peristiwa, Doraemon berhasil membuat Nobita bahagia dan akhirnya kucing robot ini balik lagi ke masa depan. Tetapi akibat obat antibohong yang diminum Nobita, Doraemon malah balik lagi dan menemani Nobita selamanya.

Saya mau berbagi beberapa hal tentang SBMD. Kalau dari segi visual, animasinya sudah keren banget. Top deh. Tetapi ada poin-poin lainnya yang mesti kita perhatikan, mudah-mudahan ada hikmah yang bisa kita petik bersama-sama.

1. SBMD adalah film cerita dewasa yang dikemas dalam tokoh anak-anak. Dunia anak-anak yang semestinya bermain dan bermain. Nobita menjadi anak kecil yang obsesif memikirkan pernikahan. Keinginannya adalah menikah dengan Sizuka. Obsesi ini muncul akibat bocoran dari si Soby, dan tentu saja Doraemon. Saking obsesifnya, Nobita nekat menerobos masa depan, mengintip nasib Nobita dewasa yang hendak melamar dan menikahi Sizuka. Kasihan, dunia anak-anak sudah diberikan beban pernikahan, padahal belum waktunya. Bahasa sastranya adalah, "Layu sebelum berkembang."

2. SBMD menyajikan pemecahan masalah yang enggak oke padahal masalahnya oke. Ini terjadi dalam dua kasus.
a. Ketika Nobita ingin menjauhi Sizuka, ingin membuat Sizuka membenci dirinya. Ini masalah sebetulnya keren, kita akan menyaksikan bagaimana seorang anak hendak menjauhi Sizuka yang secara sadar ada rasa cinta, meskipun aneh banget anak ingusan udah mikir cinta-cintaan, huekkss.. Tapi cara penyelesaiannya, ya amplop ancur. Kok Nobita bertindak super konyol. Dia menyingkap rok Sizuka. Karuan Sizuka marah besar, mukanya merah padam. Dan sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Nobita. Walaupun setelah itu diperlihatkan Sizuka heran dan merasa aneh dengan sikap Nobita. Padahal kan, banyak opsi lain untuk menyelsaikan masalah itu. Nobita jadi rajin belajar kek, jadi tidak terlambat ke sekolah kek. Apalah segala aktivitas positif yang menjauhkan dia dari perilaku yang tidak pantas untuk anak seumurannya.

b. Ketika Nobita ingin menunjukkan kemandirian, ingin membuktikan bahwa dia mampu berdikari tanpa bantuan Doraemon. Nah, ini juga bagus, memberikan pengertian bahwa anak-anak harus mulai mandiri. Tidak malas. Jauh dari benda-benda yang serba memudahkan. Tapi sayang, cara penyelesaiannya yang salah. Ini kok Nobita malah memilih cara penyelesaian, "Doraemon aku akan buktikan aku bisa tanpa kamu, aku bisa mengalahkan Giant tanpa bantuan kamu." Dia berkelahi dengan Giant. Sampai bonyok babak belur. Cara yang hancur. Ini berbahaya banget kalau ditiru sama anak-anak kita, kacau dah dunia persilatan, eh dunia pendidikan. Padahal kan, bisa saja skenarionya adalah Nobita mulai mandiri, mengerjakan tugas sendiri, mengerjakan PR sendiri, semuanya dilakukan dengan kesadarannya untuk berdiri di bawah kaki sendiri.

3. Pak Guru yang perhatian. Ini scene keren, sayangnya hanya sebentar. Padahal saya inginnya pak guru di eksplor lebih dalam. Saya seneng ketika pak guru ngomong begini sama Nobita yang langganan dapat nilai Nol, "Nobita kamu selama ini selalu dapat nilai nol, bapak khawatir dengan masa depan kamu." Duh, ini tipe guru yang baik, perhatian dan peduli terhadap nasib dan masa depan anak didiknya. tipe guru langka saat ini. Sayang, sepertinya tokoh pak guru tidak dianggap sentral oleh para pembuat filmnya.

4. Orang tua yang tidak memperhatikan aktivitas anak-anaknya. Ketika nulis poin ini, saya ingat pada realitas dunia. Sudah bukan hal aneh lagi orang tua super sibuk dengan kerjaannya, anak-anak yang dititipkan kepada pembantunya. Maka takheran kalau anak-anak mereka lebih dekat dengan para pembantu dibandingkan dengan mereka sendiri. Nah ini yang terjadi kepada orangtua Nobita. Mereka entah kemana, hilang arah tujuan, scenenya kurang, dan aktivitas Nobita dengan orang tuanya pun sedikit. Ketika Nobita membantu membersihkan halaman rumah, itupun berkat bantuan alat dari Doraemon. Nobita itu gambaran anak yang broken home, kurang kasih sayang dan kebahagiaan dari orang tuanya, anak yang tertindas dan teraniaya. Makanya dia lebih sedih ketika kehilangan Doraemon. Karena Doraemon mampu memberikan kebahagiaan yang selama ini takmampu diberikan oleh orang tuanya. Padahal Doraemon itu bukan keluarganya. Ya bisa dibilang Doraemon itu pembantu rumah tangga gitulah. Oh ya akibat orang tua yang tidak care itu, Nobita pun selalu menjadi sasaran empuk penganiayaan si Giant dan Suneo. Orang tua Nobita enggak tahu dan enggak pernah membawa masalah ini kepada orang tua Giant dan Suneo, ya akibat ketidakmauan mereka untuk mengetahui aktivitas anak-anaknya.

5. SBMD itu cocoknya diberikan titel Bimbingan orangtua alias BO bukan semua umur alias SU. Soalnya ceritanya kan dewasa banget, enggak cocok buat anak-anak. Makanya orangtua wajib mendampingi dan memberikan penjelasan yang sebenarnya kepada anak-anak mereka. makanya orang tua wajib punya wawasan luas, enggak cuma bermodal keren di luar tapi kosong di dalam. Soalnya berbahaya sekali jika anak-anak dibiarkan lepas bebas menonton ini. Banyak adegan pembullyan, kekerasan, dan pelecehan dalam film ini. Bahaya.

6. Karakter Nobita yang anak-anak sudah memikirkan pernikahan sebenarnya itu enggak ada dalam budaya masyarakat Jepang. Orang Jepang dikenal malas menikah di usia muda, mereka lebih senang menikah di akhir puncak karir. Di usia 30-an ke atas. Bahkan banyak yang tidak menikah. Alasannya antara lain karena menikah itu merepotkan, biayanya mahal, dan tidak mau disibukkan dengan urusan anak-anak.

7. Oh ya, terakhir ini soal ending. Tampaknya dipaksakan banget si Doraemon mesti balik lagi ke Nobita. Ceritanya kan lagi april mop, si Nobita sukses dikadalin oleh Suneo dan Giant. Nah untuk membalasnya, si Nobita inget bahwa ada satu barang yang kelupaan dibawa pulang Doraemon, sebuah kotak biru katanya kenang-kenangan dari Doraemon. Nah, soal kotak biru ini dari awal cerita enggak diungkit sama sekali, tahu-tahu si Nobita inget saja begitu. Aneh. Di kotak itu ada cairan antikebohongan, jika Nobita bilang maka akan terjadi sesuatu kebalikannya. Nah begitulah, setelah sukses membalas Giant dan Suneo, sambil terhuyung-huyung Nobita bilang, "Sayangnya, Doraemon tidak kembali, tidak ada di sini lagi." Ajaib, Doraemon datang lagi. Nah ini bikin alis saya terangkat, lho kok gini? Padahal sudah bagus endingnya ketika si Nobita girang dikabari Giant bahwa Doraemon kembali, yang ternyata cuma di tipu doang. Ujung-ujungnya Nobita mengikrarkan kata-kata perpisahan dengan Doraemon yang sebetulnya bermakna kebalikannya --kan masih ada efek cairan antibohong itu--. Padahal lho, sekali lagi padahalnya hehe, ada scene ketika Sizuka diberikan alat pengungkap isi hati, dimana dia enggak bisa bohong sama sekali. Waktu berencana membatalkan pernikahan dengan Nobita dewasa. Jadi ya, destruktif.

Yap, kurang lebih seperti itu yang bisa saya bagikan. Mudah-mudahan bermanfaat.buat kiat semua. Untuk para orangtua, ya harap dampingi anak-anaknya kalau mau nonton, film apapun itu. Harap baca dulu bahan bacaan anak-anaknya, buku apapun itu. Harap perhatikan lingkungan bermain anak-anaknya, dimanapun itu. Harap selalu dekat dan menyisihkan waktu berkualitas untuk mengobrol dengan anak-anaknya, pokoknya harus selalu dekat agar mereka juga terbuka bercerita, terbiasa mengungkapkan segala hal kepada kita orang tuanya. Karena ini semua adalah tugas kita, menjadikan anak-anak sebagai generasi rabbani, generasi pemikul peradaban yang mulia. Oleh karena itu bibit-bibit ini mesti dijaga dan berikan pupuk terbaik agar tumbuh kembang dengan bagusnya, in syaa Allah.

23 Desember 2014 ba'da isya
*Kontributor peradaban

0 comments:

Posting Komentar