Karena Engkau Istimewa
"Masgan, lebih baik mana Dikcan dengan Asmara Nadia?" tanya sesosok perempuan sambil menunjuk sebuah foto yang dipajang di dinding itu. Lelaki yang disapa Masgan itu terdiam cukup lama. Dari bibirnya takkeluar jawaban, sepatah katapun. Hanya jemari kanannya saja yang bergerak mengelus-elus janggut yang tumbuh menghiasi dagunya. "Kenapa tidak dijawab?" "Dia, wanita yang luarbiasa, Dikcan," cetus Masgan. "Oh.." perempuan yang disapa Dikcan itu tertunduk kepalanya, jemari-jemarinya mulai memainkan ujung jilbab hitam yang dikenakannya. "Dia, betul-betul wanita yang luarbiasa, tangguh, dan mempunyai seberkas cinta yang tulus." Degup hati Dikcan semakin kencang, agak sesak pula rasanya. bukan apa-apa dibandingkan Asmara. Aku bukan siapa-siapa. Bahkan Masgannya sendiri mengagumi Asmara. Lirih Dikcan di dalam hati. "Tetapi.." suara bariton Masgan berhembus lembut memasuki dedaunan telinga perempuan ayu itu. "Engkau yang paling istimewa, Dik. Engkau benar adanya. Nyata. Engkau tegar adanya. Dan itu nyata pula. Engkau hadir di sampingku. Benar nyata adanya. Dan yang paling penting dari semuanya adalah, engkau ikhlas menerima Masgan apa adanya. Semua itu bagi Masgan sudah lebih dari cukup. Masgan mencintaimu betul-betul," pungkasnya. Sebuah senyum menghiasi wajahnya, sebarisan gigi yang rapi menambah sedap untuk dipandangi. HD Gumilang 2 Januari 2015, Ba'da Jum'atan.
0 comments:
Posting Komentar