Kamis, 09 Agustus 2012

Jangan Mau Jadi Burung dalam Sangkar

Mungkin kita tahu burung yang berada dalam sangkar. Ya burung yang indah dan selalu menjadi pelipur laradan penghibur bagi tuan yang memeliharanya. Burung yang senantiasa di manjakan oleh pelayanan, fasilitas dan perawatan yang istimewa dari majikannya. Sebagai imbalan yang diberikan oleh burung dalam sangkar itu misalnya, ia menyanyi merdu tatkala sang majikan menjenguknya di sore hari dengan imbalan serangga-serangga mungil yang lezat untuk dimakan. Atau ia bergerak lincah dalam sangkar itu untuk memamerkan keindahan tubuhnya kepada si pemilik burung itu. Sepintas ini adalah kehidupan yang sangat indah.Akan tetapi sebenarnya, kehidupan burung dalam sangkar itu adalah kehidupan yang akan membuat dirinya terlena. Sebab ia begitu tergantung kepada kebaikan sang majikan. Tak bisa mandiri untuk kehidupan dirinya sendiri.

Kadang, manusia pun bersikap seperti burung dalam sangkar. Ia begitu asyik dengan dunianya yang sejatinya sempit. Ia begitu nyaman dengan kondisi yang sangat menguntungkan bagi dirinya. Tanpa pernah mau menoleh ke sudut arah lainnya bahwa betapa luas dunia ini untuk dijelajahi, betapa begitu banyak dinamika dalam setiap aktivitas manusia itu sebenarnya.Maka, ketika misanya ada kesulitan yang menghadang dirinya, atau tantangan demi tantangan yang ia hadapi, manusia itu akan kebingungan pada untuk menyelesaikannya. Ia tidak memiliki persiapan untuk menghadapi itu. Karena ia tidak pernah terlatih untuk menghadapi hal itu.Dunia itu sangatlah luas, kawan! Jangan sampai kita terlena dengan situasi yang melelapkan, serba dimudahkan.Kita harus melihat segenap penjuru mata angin ini, untuk melihat dunia lainnya. Dunia yang penuh dinamika, dunia lain yang akan menjadikan kita semakin dewasa. Sebab terlenanya kita dalam situasi yang serba mengasyikan adalah awal dari sebuah kehancuran.Renungkanlah kawan, bahwa di sisi lain di dunia ini, banyak sekali negeri yang ditimpa musibah, masalah maupun cobaan.PALESTINA!!!Ya ini hanya salah satu contoh konkrit betapa hidup itu tak nyaman, namun pemuda-pemuda muslim di sana terlihat begitu menikmati hidup. Apakah rahasianya?? Karena ia tau, ia berada di negeri yang bisa menjadikannya mulia. Mulia tidak hanya sebagai seorang manusia dimata manusia lainnya, namun juga mulia di hadapan Allah sebagai seorang hamba yang rela mengorbankan jiwa dan raganya. Mereka tidak pernah tenang dalam lingkungannya, namun hatinya senantiasa tentram. Kebutuhan mereka tidak selamanya terpenuhi, namun jiwa mereka begitu tulus menerimanya.Jadilah manusia yang selalu peduli kepada lingkungan di sekitarnya yang  tidak hanya mau mengabdi kepada tuannya saja. Jadilah seorang yang kritis terhadap keadaan sosial di lingkungannya. Terbanglah membumbung tinggi ke angkasa untuk melihat jagat Allah yang luas ini. Terbanglah, terbang seperti Elang yang mampu melihat berbagai sudut di muka bumi dengan matanya yang tajam.Bukannya tidak boleh untuk hidup nyaman, sebab sejatinya kenyamanan, kedamaian dan ketentraman adalah impian setiap manusia di muka bumi ini. Namun yang tidak boleh itu adalah ketika kita terbuai dengan semua itu hingga tidak peduli lagi kepada apa yang terjadi di sekitar kita. Jangan jadikan kita manusia ini seperti burung yang terperangkap dalam sangkarnya dan jangan pula menjadikan kita terperangkap dalam sangkar burung, karena sangat sulit untuk lepas bebas kembali.Manusia yang dianugerahi akal oleh Allah dan dianugerahi hidayah olehNya, sangat mencintai kedamaian, kenyamanan dan ketentraman. Namun ternyata mereka lebih mencintai bagaimana kalimat Allah itu tegak di atas muka bumi.HD Gumilang

0 comments:

Posting Komentar