Jumat, 24 Agustus 2012

Sahabatku Marilah Kita Sambut Ramadhan dengan Sebaik-baiknya

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 183)
Sahabatku, ada kebahagiaan yang menyeruak dalam jiwa kita. buluh-buluh rindu yang selama ini kita semai untuk menyambutnya. Ada guratan rasa syukur bilamana Allah memberikan ki
ta kesempatan untuk bertemu kembali dengannya. Benar, Ramadhan, adalah bulan yang kita rindukan, yang dinanti-nantikan, meskipun bukan berarti bulan-bulan yang lainnya tidak lebih bernilai dari Ramadhan.

Sahabatku, kita sadari bersama. Banyak harapan-harapan yang terhimpun dalam benak kita guna menjalankan segenap aktivitas di bulan Ramadhan. Dan tentunya, harapan kita, ikhtiar kita dalam mengerjakannya, semuanya bermuara kepada satu tujuan, supaya kita menjadi pribadi yang bertaqwa.
Sahabatku, setidaknya secara sederhana, ada tiga hal yang perlu kita beri garis bawahi dalam persiapan selama Ramadhan. dia adalah, tarhib ramadhan, ihya ramadhan, dan ba’da ramadhan.
Tarhib Ramadhan berarti kita mengkonsolidasikan diri. Di sini, kita membenahi kondisi ruhani dan jasad kita. karena berpuasa di bulan ramadhan membutuhkan fisik yang baik dan ruh yang jernih. Persiapkan targetan-targetan kita seperti contohnya, khatam tilawah al Qur’an berapa kali dalam sebulan, hafalan al Qur’an berapa juz, memperbanyak amalan sunnah disamping menjaga amalan-amalan wajib. Tak lupa, mendalami kembali fiqh puasa supaya pengetahuan kita lebih banyak lagi sehingga dapat mengarungi Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Ihya Ramadhan, dia adalah hari-hari dan malam-malam ketika kita menghidupkan seluruh aktivitas kita di bulan Ramadhan. Di sinilah, buah persiapan kita selama tarhib itu di jalankan, di uji dan dikembangkan. Di sinilah, kita akan mengetahui sejauh mana kemampuan kita mengelola diri. Di sinilah, kita akan mengetahui sejauh mana kesungguhan kita dalam beribadah kepada Allah. Di sinilah, kita berlomba-lomba mereguk pahala yang ditebarkan oleh Allah kepada setiap hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. kita lakukan berbagai aktivitas diri yang mendekatkan kita kepada Allah seperti tilawah (membaca al Qur’an, tasmi (mendengarkan yang mengaji al Qur’an), muraja’ah (mengecek kembali hafalan al Qur’an), berinfaq, zakat dan shadaqah, rajin mengikuti pengajian, majelis ta’lim maupun liqo pekanan bagi yang menjalankannya, shalat tarawih di malam hari, silaturrahim kepada tetangga, berbuka puasa bersama terutama dengan saudara-saudara yang kurang mampu. Subhanallah, sungguh masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk menghidupkan Ramadhan kita.
Dan, ba’da Ramadhan? Dia adalah sebuah fase ketika kita selesai mengarungi samudera Ramadhan. Dia adalah fase untuk menguji seberapa jauh keistiqamahan kita selepas Ramadhan. Dia adalah fase yang menjadi pembeda hamba yang ikhlas mengerjakan amal ibadah karena-Nya dan orang-orang yang hanya memanfaatkan keberkahan Ramadhan untuk kemudian kembali kepada kondisi ketika sebelum Ramadhan. Janganlah sampai terjadi, aktivitas Ramadhan yang sedemikian baik kita lakukan itu, tiba-tiba terhenti begitu saja.
Sahabatku, hari malam gelap gulita itu telah berlalu, dan di kaki langit yang berselumut kabut itu, memancar warna-warna emas bergaris-garis, yaitu pancaran yang menjanjikan datangnya mentari pagi dan menandakan waktu malam telah lampau dan berganti hari terang benderang.
Pertemuanku dengan bulan Ramadhan, seolah bertemu dengan sahabat yang t’lah lama berpisah. Ada kerinduan yang terobati setelah terentang jarak yang jauh. Kan ku sambut bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat dan ampunan. Ya Allah, bantulah hamba-Mu, menemukan hidayah yang telah Engkau tebarkan. Ya Allah, jernihkanlah hati hamba-Mu, tuk senantiasa istiqamah dalam jalan-Mu.


::HD Gumilang::
Keterangan foto: Seorang dengan gerobak melintasi rel kereta api stasiun Selajambe-Sukaluyu, Cianjur diambil oleh penulis.

0 comments:

Posting Komentar