Selasa, 09 Juli 2013

Sebuah Prosa: Tuhan, Inikah Takdirku?


by: HD Gumilang

Dalam bias cahaya temaram yang meremang, hembusan angin terasa sembilu merasuk raga, berbisik pelan zikir makhluk Tuhan diwaktu malam

Lantunan Asma menggema, menghadirkan resonansi yang bertalu-talu, dalam hati manusia penuh dosa

Titik-titik air mata menganak sungai, basahi wajah yang kuyu, merunduk pasrah dalam sujud di atas sajadah

Ada rintihan yang tak kuasa dibendung, hembusan nafas yang tertahan, manakala ingat segala nikmat Tuhan

Mengais, mengemis, meminta, penuh harap dan cemas, sebab ia sadari betapa lemah dirinya

Dalam sujudnya, ingatannya melayang kepada masa silam, jauh dari kesan kesyukuran

Ada logam yang menghujam benaknya, menghantamnya dengan telak, betapa waktu telah lewat dengan sia-sia

Seperti awan hitam yang menggelayut dirindukan cendawan, betapapun hatinya merindukan pencerahan, sebuah jalan pengantar pintu kebaikan

Ya Rahman, rintihnya, Sungguh Engkau memberi karunia tanpa pandang seberapa durhakanya ia, tanpa melihat betapa shalihnya ia

Ya Rahim, lirihnya, Sungguh Engkau pun Maha Pemberi kepada mereka yang ta'at kepadaMu, lantas di manakah aku?

Sebuah bisikan sunyi, dari dalam puing-puing hatinya yang tersisa, berucap, "Malulah engkau, berani meminta, berani bertanya, sedangkan diri jauh dari-Nya? Syukurmu kepada-Nya, kapankah engkau panjatkan?"

Rembulan yang semula tersembunyi di balik awan hitam, mulai menyeruak pelan-pelan, menyinari gubuk yang bias karena temaram itu

Ia, manusia berlumur dosa itu, menengadahkan wajah ke langit, bibirnya mengatup, desir-desir berhembus dari rongga-rongga hidungnya

Teringat kepada Ibu, yang telah melahirkannya, merawatnya, mendekapnya dalam ketakutan mendengar gemuruh, tersenyum bersamanya dalam kebahagiaan tak terlupakan

Teringat kepada ayah, yang telah menjaganya, memberikannya makan, menggamit kedua tangannya pada langkah-langkah kecil pertama kaki mungilnya

Bisikan sunyi itu berkata, "Jangan, jangan pernah kau lalai dan melupakan mereka, karena ridha-Nya terletak pada keduanya."

Tuhan, inikah takdirku? tanyanya yang kini semakin pelan tertelan oleh gulita malam

Cianjur, 9 Juli 2013, 17:14
Terinspirasi dari surah al Baqarah ayat 186

0 comments:

Posting Komentar